Selama ini anak lebih banyak berpikir dengan cara yang linear. Artinya, si kecil hanya berpikir menggunakan otak kiri, sementara otak kanan tak dimaksimalkan.
Bagaimana mengoptimalkan daya pikir keduanya?
Berdasarkan penelitian di University of California yang dilakukan oleh peneliti dalam bidang kedokteran, Prof Roger Sperry, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri yang masing-masing memiliki tugas atau fungsi yang berbeda.
Berbicara mengenai otak, sudah pasti juga berbicara tentang kecerdasan seseorang. Karena kecerdasan manusia berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia. Kecerdasan manusia tidak bersifat tetap pada saat dilahirkan, melainkan dapat dikembangkan sepanjang hidupnya dan tidak ada hubungannya dengan faktor usia.
“Kecerdasan pada manusia bisa terus diasah,” tandas Pemegang Lisensi Mind Map Internasional khusus bidang Pendidikan di Indonesia, Ir Drs Djohan Yoga, MSc MOT, BLI Ed saat menjadi pembicara dalam acara Media Gathering yang diadakan oleh ForumPR KPPL (Kelompok Perusahaan-Perusahaan Lippo).
Mengapa banyak orang yang merasa sulit untuk berpikir secara sistematis, menyusun perencanaan, menghafal, memahami sebuah bacaan, membuat laporan, ringkasan atau catatan serta berkomunikasi secara baik dan jelas? Penyebab semuanya ini adalah karena kita hanya menggunakan otak kiri sementara otak kanan yang sangat mempunyai banyak kegunaan kurang dimanfaatkan.
Djohan menuturkan, secara alami, otak manusia dirancang untuk berpikir dengan pola radian sehingga memungkinkan berpikir secara stimulan. Namun, desain alami ini dirusak oleh sistem pendidikan yang cenderung menggunakan sistem berpikir linear yang menyebabkan kita terbiasa berpikir langkah demi langkah yang jauh lebih lambat dibandingkan berpikir radian.
“Anak-anak di Indonesia sejak kecil sudah menggunakan pola berpikir secara linear, sehingga mereka lebih lambat berpikir dibandingkan dengan anak-anak yang menggunakan pola berpikir radian,” jelasnya.
Oleh karena itu, berpikirlah dengan cara radian dari satu titik ke segala arah yang memungkinkan proses berpikir dapat mengalir secara bebas, sehingga dengan cara berpikir seperti itu akan memunculkan banyak ide-ide secara stimulan.
Hal tersebut juga bisa diatasi dengan menciptakan sebuah alat berpikir (thinking tool) yang menggunakan otak kiri dan otak kanan secara simultan dan sinergis yaitu mindmap yang diciptakan oleh Tony Buzan.
Mind map menurut Buzan Center, Pusat Mind Map yang berada di Kanada menjelaskan bahwa mind map adalah sebuah teknik grafik ampuh yang menyediakan suatu kunci yang universal untuk membuka seluruh potensi otak manusia sehingga dapat menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua belah otak seperti gambar, kata, angka, logika, ritme dan warna dalam suatu cara yang unik.
“Mind map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita, secara menarik, mudah dan berdaya guna,” papar Insinyur lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini.
Bagi anak-anak, disarankan oleh Yoga sebaiknya menerapkan teknik mind map ini sejak dini. Karena awalnya, teknik ini dianggap cocok diterapkan di umur 9 tahun, tetapi berdasarkan suatu percobaan, ternyata teknik ini ampuh diterapkan pada anak usia 4 tahun.
“Anak-anak bisa diajarkan teknik mind map di usia 4 tahun, atau umur berapa saja bagi anak-anak yang sudah bisa mengenal objek,” kata Yoga.
Percobaan tersebut dilakukan pada anak-anak pre-school dengan piknik ke kebun binatang,mereka bisa menerapkan teknik mind map saat harus menjelaskan isi yang ada di kebun binatang saat itu. Teknik yang digunakan seperti membuat bulatan besar di tengahtengah kertas, kemudian memisahkan nama-nama bintang, yang dibagi menjadi hewan berkaki empat dan hewan berkaki dua.
Kemudian dari hewan berkaki dua dan berkaki empat tersebut, diberikan cabang untuk dibagi lagi menjadi hewan berkaki empat yang buas dan tidak buas serta hewan berkaki dua yang buas dan tidak buas.
“Dari percobaan tersebut, diketahui ternyata di saat anak harus menjelaskan apa isi kebun binatang, mereka dengan cepat menyebutkan apa yang ada di pikiran mereka setelah dibuat dengan teknik mind map,” ucapnya.
Dari teknik mind map yang diterapkan sejak dini, maka nantinya pun akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berbicara menjadi lebih jelas, padat, ringkas, dan berkonsep.
Dijelaskan oleh Yoga bahwa teknik mind map ini sudah banyak digunakan di Hong Kong, Malaysia juga Singapura dan berkembang cepat di 12 negara di Asia. Bahkan, dijadikan sebagai kurikulum di Malaysia dan di tahun 2011 akan mewajibkan pendidikan berbasis mind map. Sedangkan di Indonesia sendiri digunakan secara parsial di beberapa sekolah nasional plus. Salah satunya adalah Sekolah Pelita Harapan.
“Kami menginginkan mind map sebagai program nasional di Indonesia. Karena pelajarannya yang terlalu banyak, maka pelajaran di Indonesia butuh mind map,” ucap Yoga yang sedang disibukkan dengan acara roadshow yang mentraining guru- guru di 20 kota dengan jumlah sekitar 300 sekolah di Indonesia yang diadakan oleh UPH. Roadshow tersebut juga bertujuan membantu belajar para murid di Indonesia
Bagaimana mengoptimalkan daya pikir keduanya?
Berdasarkan penelitian di University of California yang dilakukan oleh peneliti dalam bidang kedokteran, Prof Roger Sperry, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri yang masing-masing memiliki tugas atau fungsi yang berbeda.
Berbicara mengenai otak, sudah pasti juga berbicara tentang kecerdasan seseorang. Karena kecerdasan manusia berkembang seiring dengan perkembangan pengetahuan manusia. Kecerdasan manusia tidak bersifat tetap pada saat dilahirkan, melainkan dapat dikembangkan sepanjang hidupnya dan tidak ada hubungannya dengan faktor usia.
“Kecerdasan pada manusia bisa terus diasah,” tandas Pemegang Lisensi Mind Map Internasional khusus bidang Pendidikan di Indonesia, Ir Drs Djohan Yoga, MSc MOT, BLI Ed saat menjadi pembicara dalam acara Media Gathering yang diadakan oleh ForumPR KPPL (Kelompok Perusahaan-Perusahaan Lippo).
Mengapa banyak orang yang merasa sulit untuk berpikir secara sistematis, menyusun perencanaan, menghafal, memahami sebuah bacaan, membuat laporan, ringkasan atau catatan serta berkomunikasi secara baik dan jelas? Penyebab semuanya ini adalah karena kita hanya menggunakan otak kiri sementara otak kanan yang sangat mempunyai banyak kegunaan kurang dimanfaatkan.
Djohan menuturkan, secara alami, otak manusia dirancang untuk berpikir dengan pola radian sehingga memungkinkan berpikir secara stimulan. Namun, desain alami ini dirusak oleh sistem pendidikan yang cenderung menggunakan sistem berpikir linear yang menyebabkan kita terbiasa berpikir langkah demi langkah yang jauh lebih lambat dibandingkan berpikir radian.
“Anak-anak di Indonesia sejak kecil sudah menggunakan pola berpikir secara linear, sehingga mereka lebih lambat berpikir dibandingkan dengan anak-anak yang menggunakan pola berpikir radian,” jelasnya.
Oleh karena itu, berpikirlah dengan cara radian dari satu titik ke segala arah yang memungkinkan proses berpikir dapat mengalir secara bebas, sehingga dengan cara berpikir seperti itu akan memunculkan banyak ide-ide secara stimulan.
Hal tersebut juga bisa diatasi dengan menciptakan sebuah alat berpikir (thinking tool) yang menggunakan otak kiri dan otak kanan secara simultan dan sinergis yaitu mindmap yang diciptakan oleh Tony Buzan.
Mind map menurut Buzan Center, Pusat Mind Map yang berada di Kanada menjelaskan bahwa mind map adalah sebuah teknik grafik ampuh yang menyediakan suatu kunci yang universal untuk membuka seluruh potensi otak manusia sehingga dapat menggunakan seluruh kemampuan yang ada di kedua belah otak seperti gambar, kata, angka, logika, ritme dan warna dalam suatu cara yang unik.
“Mind map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita, secara menarik, mudah dan berdaya guna,” papar Insinyur lulusan Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung ini.
Bagi anak-anak, disarankan oleh Yoga sebaiknya menerapkan teknik mind map ini sejak dini. Karena awalnya, teknik ini dianggap cocok diterapkan di umur 9 tahun, tetapi berdasarkan suatu percobaan, ternyata teknik ini ampuh diterapkan pada anak usia 4 tahun.
“Anak-anak bisa diajarkan teknik mind map di usia 4 tahun, atau umur berapa saja bagi anak-anak yang sudah bisa mengenal objek,” kata Yoga.
Percobaan tersebut dilakukan pada anak-anak pre-school dengan piknik ke kebun binatang,mereka bisa menerapkan teknik mind map saat harus menjelaskan isi yang ada di kebun binatang saat itu. Teknik yang digunakan seperti membuat bulatan besar di tengahtengah kertas, kemudian memisahkan nama-nama bintang, yang dibagi menjadi hewan berkaki empat dan hewan berkaki dua.
Kemudian dari hewan berkaki dua dan berkaki empat tersebut, diberikan cabang untuk dibagi lagi menjadi hewan berkaki empat yang buas dan tidak buas serta hewan berkaki dua yang buas dan tidak buas.
“Dari percobaan tersebut, diketahui ternyata di saat anak harus menjelaskan apa isi kebun binatang, mereka dengan cepat menyebutkan apa yang ada di pikiran mereka setelah dibuat dengan teknik mind map,” ucapnya.
Dari teknik mind map yang diterapkan sejak dini, maka nantinya pun akan terbawa dalam kehidupan sehari-hari, sehingga berbicara menjadi lebih jelas, padat, ringkas, dan berkonsep.
Dijelaskan oleh Yoga bahwa teknik mind map ini sudah banyak digunakan di Hong Kong, Malaysia juga Singapura dan berkembang cepat di 12 negara di Asia. Bahkan, dijadikan sebagai kurikulum di Malaysia dan di tahun 2011 akan mewajibkan pendidikan berbasis mind map. Sedangkan di Indonesia sendiri digunakan secara parsial di beberapa sekolah nasional plus. Salah satunya adalah Sekolah Pelita Harapan.
“Kami menginginkan mind map sebagai program nasional di Indonesia. Karena pelajarannya yang terlalu banyak, maka pelajaran di Indonesia butuh mind map,” ucap Yoga yang sedang disibukkan dengan acara roadshow yang mentraining guru- guru di 20 kota dengan jumlah sekitar 300 sekolah di Indonesia yang diadakan oleh UPH. Roadshow tersebut juga bertujuan membantu belajar para murid di Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar