Sabtu, 20 Agustus 2011

Agus Suprijanto: Ditjen Perbendaharaan, Dulu ‘Musuh’ Sekarang Mitra Kerja yang Disegani



Liputan Kunjungan Kerja Dirjen Perbendaharaan ke Provinsi Maluku Utara
Ternate, perbendaharaan.go.id - Selepas membuka Training Duta SPAN Unit di Makassar, sehari sesudahnya (Kamis, 4/8/2011) Dirjen Perbendaharaan Agus Suprijanto mengadakan kunjungan kerja ke Ternate, ibukota Provinsi Maluku Utara. Di Ternate Dirjen Perbendaharaan mengagendakan  untuk meresmikan gedung baru Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara, di samping mengadakan pertemuan ramah-tamah dengan segenap jajaran pegawai Ditjen Perbendaharaan yang bertugas di kota tempat benteng Santa Lucia yang terkenal itu berada.

Peresmian Gedung Baru Kanwil 
Dalam acara peresmian gedung baru Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara yang dihadiri oleh Wakil GubernurGani Kasuba dan beberapa unsur Muspida Provinsi Maluku Utara dan Kota Ternate, Dirjen Perbendaharaan mengungkapkan keinginannya agar Kanwil Ditjen Perbendaharaan beserta unit vertikal Kemenkeu lainnya mampu menjadi representasi Kementerian Keuangan yang kredibel bagi daerah. Sebaliknya, ia juga mengharapkan dukungan dari pemerintah daerah, instansi vertikal kementerian negara/lembaga, perbankan, dunia usaha, dan masyarakat agar tugas dan fungsinya dapat berhasil, dan membawa manfaat bagi pembangunan di Provinsi Maluku Utara. “Hubungan kerja dan tali persaudaraan yang baik akan memperkokoh komitmen dan semangat kita bersama dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik,” tandasnya.

Dirjen Perbendaharaan juga menekankan mengenai semakin pentingnya peran Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan dan KPPN. Ia berharap agar kinerja dua instansi vertikal Ditjen Perbendaharaan itu mampu ditingkatkan lebih baik lagi. “Kanwil Ditjen Perbendaharaan harus mampu meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan APBN dengan melaksanakan fungsi pengesahan DIPA maupun revisi DIPA, pembinaan pengelolaan perbendaharaan negara, dan penyusunan pelaporan keuangan pemerintah tingkat wilayah. Demikian pula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara, dengan tugas utama pencairan dana APBN, penatausahaan penerimaan negara, dan penyusunan laporan keuangan, dituntut untuk berkarya dengan semakin profesional, mengutamakan pelayanan, mengefisienkan proses bisnis, dan meningkatkan akuntabilitas,” harapnya.

Poin penting lainnya yang disampaikan oleh Dirjen Perbendaharaan adalah mengenai Reformasi Birokrasi. Ia menyatakan bahwa perjalanan Ditjen Perbendaharaan dalam melakukan perubahan dan penyempurnaan merupakan sebuah perjalanan panjang dan penuh tantangan, dimulai dari Reformasi Manajemen Keuangan Negara, kemudian dilanjutkan dengan Reformasi Birokrasi, dan sekarang tengah memasuki tahap awal dari Transformasi Kelembagaan. Ia meminta kepada para stakeholder supaya turut mendukung komitmen perubahan itu secara sungguh-sungguh. “Tidak akan ada celah secuil pun untuk berjalan mundur, dan tidak ada peluang sekelebat pun untuk menoleh ke belakang.  Kita harus maju terus ke depan dan mengawal spirit Reformasi Birokrasi,” tegasnya, yang disambut dengan tepuk-tangan penuh antusias dari para undangan.

Penataan Organisasi, Penyempurnaan Proses Bisnis dan Penyempurnaan Manajemen SDM yang menjadi pilar Reformasi Birokrasi, kata Dirjen Perbendaharaan, akan senantiasa dibarengi dengan pemenuhan sarana dan prasarana yang lebih representatif dalam mendukung lancarnya proses bisnis, termasuk penyediaan gedung kantor. Dengan semakin representatifnya sarana dan prasarana, harapnya, komitmen dalam peningkatan kualitas layanan akan senantiasa menjadi spirit dalam bekerja dan berkarya.

Sebelumnya, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara Haryana menyatakan tekadnya untuk mengoptimalkan kinerja unit kerja yang dipimpinnya. “Meskipun masih terbilang muda, karena baru mulai beroperasi sejak November 2004, namun Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara berkomitmen penuh untuk menyejajarkan prestasi dan kinerjanya dengan kanwil Ditjen Perbendaharaan lainnya,” tegasnya.

Unit eselon II yang mempunyai komitmen layanan “Menuju Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara yang Profesional, Modern, dan Akuntabel guna Mewujudkan Manajemen Keuangan Pemerintah yang Efektif dan Efisien di Wilayah Provinsi Maluku Utara” ini secara organisasi membawahi dua KPPN, yakni KPPN Ternate dan KPPN Tobelo. Dana APBN yang dikelola sebesar Rp2,8 triliun, yang tersebar pada 317 satuan kerja.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara menegaskan komitmennya untuk mendukung pelaksanaan tugas Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara. “Pemerintah Provinsi Maluku Utara beserta seluruh jajarannya bertekad untuk memberikan dukungan dengan sungguh-sungguh kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara agar dapat menjalankan tugasnya demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat Maluku Utara,” serunya.

Berdiri di atas tanah seluas 4.865m2, gedung baru Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara terdiri atas dua lantai dengan luas bangunan 1.200m2. Bagian depan gedung ini menghadap ke sebelah barat ke arah Gunung Gamalama, sedangkan sisi belakangnya mengarah ke timur dengan Pulau Tidore, Pulau Maitara, dan Pulau Halmahera sebagai lanskapnya. Sebagaimana diketahui, Tidore dan Maitara merupakan gambar muka uang pecahan Rp1.000,-.

Malam Ramah Tamah 
Selepas buka puasa bersama dan Sholat Tarawih berjamaah, Dirjen Perbendaharaan berkesempatan mengadakan acara ramah-tamah dengan para pegawai Ditjen Perbendaharaan yang bertugas di Ternate. Silaturahmi selama hampir dua jam itu antara lain dihadiri oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Timur Sugianto selaku kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara periode sebelumnya. Sebagai sosok yang dari awal mula menyiapkan dan mengorganisasi pendirian gedung baru kanwil, ia diminta untuk menceritakan seluk beluk dan kronologi pendiriannya. “Ternate sudah seperti kampung halaman bagi saya,” katanya.

Dalam kesempatan ini, Dirjen Perbendaharaan berkisah tentang perjalanan karir dan pengabdiannya di Ditjen Perbendaharaan, termasuk fase saat di mana ia harus melalang buana ke Washington DC sebagai salah satu wakil Indonedia pada Bank Dunia. Figur yang pernah menjabat sebagai Kepala Pusat Analisis dan Harminisasi Kebijakan (Pushaka) Sekjen Depkeu ini mengaku bahwa dirinya bukanlah ‘orang lain’ di Ditjen Perbendaharaan. “Saya adalah orang asli Ditjen Perbendaharaan, yang dulunya bernama Ditjen Anggaran,” aku mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal ini.

Pada acara yang dihadiri pula oleh Kepala KPPN Tobelo tersebut, Dirjen Perbendaharaan berpesan agar seluruh jajaran pegawai Ditjen Perbendaharaan di Maluku Utara dapat memahami dan mengamalkan lima Nilai dan sepuluh Perilaku Utama yang menjadi karakter dan ciri khas pegawai Kementerian Keuangan, khususnya Ditjen Perbendaharaan. Lima nilai tersebut antara lain: integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan. Sedangkan sepuluh perilaku utama itu yakni: satu, bersikap jujur, tulus, dan dapat dipercaya; dua, menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela; tiga, mempunyai keahlian dan pengetahuan yang luas; empat, bekerja dengan hati; lima, memiliki sangka baik, saling percaya dan menghormati; enam, menemukan dan melaksanakan solusi terbaik; tujuh, melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan; delapan, bersikap proaktif dan cepat tanggap; sembilan, melakukan perbaikan terus-menerus; dansepuluh, mengembangkan inovasi dan kreativitas.

Dirjen Perbendaharaan juga mengungkapkan kegembiraannya atas atas perubahan luar biasa yang dicapai oleh Ditjen Perbendaharaan. Ia mengaku dapat merasakan hal itu justru ketika tengah bertugas di luar struktur Ditjen Perbendaharaan. Ia berkeyakinan bahwa segala hal yang telah dirintis dan diraih oleh Ditjen Perbendaharaan dapat dilanjutkan dan terus ditingkatkan di bawah kepemimpinannya. “Mari bersama-sama kita pertahankan dan tingkatkan semua yang telah dicapai. Mari kita jadikan Ditjen Perbendaharaan menjadi sebuah institusi yang senantiasa dipercaya oleh publik. Dulu kita mungkin dianggap sebagai ‘musuh’ oleh kementerian/ lembaga, tapi sekarang dan ke depan kita telah berubah menjadi mitra kerja yang disegani oleh stakeholder,”  ajaknya.

Di akhir sambutannya, Dirjen Perbendaharaan mengingatkan akan urgensinya seluruh pegawai Ditjen Perbendaharaan untuk dapat memahami Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN). Dikatakannya, bahwa SPAN adalah masa depan Ditjen Perbendaharaan. Semua harus memahami apa dan bagaimana SPAN. SPAN diciptakan agar kinerja kita dalam melaksanakan tugas dapat optimal, lebih efektif dan efisien. “Anda semua harus mencari tahu apa dan bagaimana SPAN melalui media apa saja, bisa internet atau intranet, dan lainnya,” ajaknya.

Di samping itu, ia juga menyampaikan mengenai sedang digodok dan akan diterapkannya Pensiun Dini dengan Kompensasi Khusus. “Bagi yang telah berusia lima puluh tahun ke atas silakan memikirkan untuk mengikuti program  Pensiun Dini dengan Kompensasi Khusus. Mekanismenya sedang diolah, dan selekasnya nanti akan disosialisasikan,” terangnya.

Malam itu, waktu menunjukkan pukul 22.30 WIT. Angin cukup kencang bertiup dari Gunung Gamalama ke arah Selat Halmahera. Seakan menyuruh kita untuk segera bergegas, merampungkan banyak tugas kita yang tertunda. Esok harinya rombongan Dirjen Perbendaharaan akan melanjutkan perjalanan menuju ke Manado.
strong>Hendy S. Yudhiyanto (Media Center Ditjen Perbendaharaan)

0 komentar: